Kebijakan
Monter dalam Ekonomi Islam
Oleh, Nanang A. Daud
Pendahuluan
Tidak ada sistem ekonomi, baik itu
kapitalis maupun sosialis, yang dapat diharapkan berhasil jika sisem itu tidak
selaras dengan latar belakang historis dan aspirasi rakyat dimana sistem itu
diterapakan.
Oleh karena itu, bila kita hendak
memilik suatu sistem untuk kemajuan ekonomi dunia islam, kita harus
memperhitungkan perasahaan – perasaan dan kecederungan mental kaum muslimin
manapun sejarah dan permasalahan khusus mereka. Dan harus memilih satu sistem
yang dapat merangsandan mendorong mereka mengerakan seluruh energi untuk
memerangi keterbelakangan.
Telah pula kami sering kemukanan ihwal ekonomi islam, pada yang telah
disampaikan itu bahwa ekonomi islam meletakan posisi pada mazhab ekonomi/
sistem melainkan bukan ilmu ekonomi. Ilmu ekonono secara umum kami sampaikan
merupakan sebuah studi tentang gejala, peristiwa dll yang erat kaitannya dnegan
mazhab ekonomi. Ilmu berfungsi menganalisis persoalan uamt tentang sistem yang
digunakan dan mencari solusi atas masalah itu dengan menggunakan sistem yang
ada sebagai pokok landasanya.
Pada kesematan ini, kami kembali
akan membahasa sebuah tema dalam ekonomi yakni Kebijakan Moneter dalam sistem
ekonomi islam. Menjadi sebuah keharusan bagi sistem ekonomi untuk membahasanya
perihal dewasa ini problematikan sosial moderen sangat kompelkes. Pada kesempatan
sebelumnya telah pula kita membahasa kebijakan fiskal dari sudut pandagan
ekonomi islam sebagai salah satu sumber pegetahuan kita walau sampai sekarang
kita masih menaruh tanda tanya dalam benak kita.
Dewasa ini perokonomian telah
menjadi wacana umum dalam kehidupan. Perekonomian telah melampaui aspe aspek
lain, artinya bahwa perekonomian secara umum dapat kita simpulkan suatu mekanisme
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan melibatkan orang lain didalamnya. Pada
titik ini kebijakan moneter akan sangat erat kaitannya dengan ekonomi global.
Pembahasan
Kebijakan moneter sebuah paradigman
umum
Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan
kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter (monetary aggregates
) untuk mencapai perkebangan ekonomi yang diinginkan. Kebijakan moneter erat
kaitannya dengan ekonomi makro yang mana dengan mempertimbagankan siklus
kegiatan ekonomi, sifat perekonomian suatu negara, serta faktor- faktor
fundamental ekonomi lainya.
Target kebijakan monter
Targer kebijakan monter adalh suatu
kondisi ekonomi yang ingin dicapai. Realitanya bahwa sampai pada akhir target
tidak selalu sama antara negara dan juga tidak pula sama dari waktu ke waktu,
artinya bahwa kebijkan ini bersifat dinamis disesuaikan pada kondisi ekonomi
global. Secara umum negara negara menetapkan target kebijkan fiskal pada empat
hal sebagai berikut :
1. Pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan pendapatan
2. Kesempatan
kerja
3. Kestabilan
harga, dan
4. Keseimbagan
neraca pembayaran
Idealnya
semua target ini dapat dicapai secara serentak, namun hal ini sangat sulit
karena akan banyak dampak lainya sehingga perlu dilakukan secara bertahap.
Peranan
Kebijakan Moneter
Kebijakan
moneter merupakan salah satu faktor yang dapat memperngaruhi ekonomi dan
merupakan faktor yang dapat dikontrol oleh pemerintah sehingga demikian dapat
dipakai untuk mencapai sasaran pembangunan ekonomi.
Dalam
perekonomian suatu negara, jika memandangan bahwa pembangunan ekonomi yang
berjalan tidak sesuai harapan, maka pemerintah akan mengambil serangkaian
tindakan kebijaksanaan untuk
menstabilkan situasi perekonomian tersebut. Diantaranya kebijakan moneter.
Dalam
kebijkanan moneter seperti pada pengertian diatas bahwa pihak terkait akan
mengmbil sikap. Adapun cara yang diambil biasanya adalah pasar terbuka, politik
diskonto, cadangan minimum atau perkeraditan yang dapat memeperngaruhi jumlah
uang yang beredar.
Pengaruh
moneter terasa pertam kali pada sektor moneter sperti perbankan(tingkat bunga,
inflasi dll) yang kemudian ditrasfer ke sektor rill (mis. Investasi dan konsumsi)
yang berarti bhwa adanya kebijakan moneter akan mempengaruhi kegiatan ekonomi.
Kebijakan Moneter dalam Sistem
Ekonomi Islam
Kebijakan
moneter dalam Islam berbijak pada prinsipprinsip dasar ekonomi Islam sebagai
berikut ; (a) Kekuasaan tertinggi adalah milik Alloh dan Allohlah pemilik yang
absolut. (b) Manusia merupakan Pemimpin (kholifah) di bumi, tetapi bukan
pemilik yang sebenarnya. (c) Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia
adalah karena seizin Alloh, dan oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang
beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki saudarasaudaranya
yang lebih beruntung. (d) Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.
(e) Kekayaan harus diputar. (f) Menghilangkan jurang perbedaaan antara individu
dalam perekonomian, dapat menghapus
konflik antar golongan. (g) Menetapkan kewajiban yang
sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu, termasuk bagi anggota
masyarakat yang miskin.
Dalam aspek
teknis, kebijakan moneter
Islam harus bebas dari unsur riba
dan bunga bank. Dalam Islam riba, yang termasuk didalamnya bunga bank
diharamkan secara tegas. Dengan adannya pengharaman ini maka bunga bank yang dalam
ekonomi kapitalis menjadi instrument utama manajemen moneter menjadi tidak
berlaku lagi. Menejement moneter dalam Islam didasarkan pada prinsip bagi
hasil.
Fungsi
dan tujuan kebijakan moneter Islam
Menurut M. Umer Chapra, bahwa tujuan
dan fungsi yang paling penting adalah: (a) kelayakan ekonomi yang luas
berlandaskan full employment dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, (b)
keadilan sosioekonomi dengan pemerataan distribusi pendapatan dan
kesejahteraan, (c) stabilitas dalam nilai uang sehingga memungkinkan medium of
exchangedapat dipergunakan sebagai bagian satuan perhitungan, patokan yang adil
dalam penangguhan pembayaran, dan nilai tukar yang stabil, (d) penagihan yang
efektif dan semua jasa biasanya diharapkan dari sistem perbankan.
Tujuan dari meningkatkan lapangan
kerja yang merupakan sebuah cara penting untuk meningkatkan kondisi rakyat miskin
telah terhambat pula dengan adanya pengangguran yang menjadi problem utama. Yang
lebih mengkhawatirkan adalah tingkat pengangguran generasi muda yang lebih
tinggi dari tingkat rata-rata, karena akan merugikan harga diri mereka,
mengurangi kepercayaan mereka di masa depan, meningkatkan rasa permusuhan
mereka terhadap masyarakat, dan merugikan kemampuan dan potensi mereka.
Satu-satunya perangkat yang tersedia dalam strategi. Negara sejahtera untuk
meningkatkan kesempatan kerja adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Daftar
Pustaka
Karim,
A.M., Ekonomi Makro Islam. Jakarta :
PT Raja Grafindo persada, 2007.
Chapra,
M. Umar, reformasi ekonomi sebuah solusi
perspektid islam. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008.
Chapra,
M. Umar, sistem moneter islam. Jakarta
: gema insani press, 2000.
Huda,
Nurul. Dkk, ekonmi makro islam pendekatan
teoritis. Jakarta : prenada media group, 2008.
Suprayatino,
Eko.,dkk , ekonomi islam: pendektan
ekonomi makro islam dan konvensional. Yogyakarta : graha ilmu, 2005.
As-Shadr,
Muhamad Baqir, keungulan ekonomi islam :
mengkaji sistem ekonomi arat dengan keranga pemikiran sistem ekonomi islam. Jakarta
: Pustaka zahra, 2002.
As reported by Stanford Medical, It is really the one and ONLY reason women in this country live 10 years longer and weigh 42 pounds lighter than we do.
BalasHapus(And actually, it has NOTHING to do with genetics or some hard exercise and absolutely EVERYTHING to around "how" they eat.)
P.S, What I said is "HOW", and not "what"...
CLICK this link to uncover if this short quiz can help you decipher your real weight loss potential